Hah~ hembusan nafas panjang dipagi pertamaku.
hati jadi gelisah, perasaan jadi remuk. kalau sudah begini mau tak mau mulutku meracau dengan sendirinya melantunkan kekesalan hati dengan sembarang lirik berani." manusia... begitulah mereka.. yang hanya tahu cinta.. tanpa tahu penciptanya...
manusia ... begitulah mereka.. yang hanya tahu bahagia... tanpa tahu deritanya...
lalu musibah datang menerpa.. dan mereka menangis sambil tertawa.. hahahaha
manusia.. begitulah mereka... saat cobaan datang.. barulah ingat siapa Tuhan... "
bisa ditebak seperti apa lantunan musiknya. melihat liriknya saja, pasti sudah tahu bahwa kalimat yang baru saja keluar dari mulutku, sangatlah "pedas" dan "tajam" untuk dijadikan sebuah album terlaris. #yakin?
Salahku juga membawa permasalahan ini pada meja hijau pagi. harusnya ku lihat situasi dulu, harusnya ku lihat keadaan dulu. tapi setelah ku pikir ternyata aku "tak bersalah" hampir tiap hari ku lobi mereka bahwa "Ikhtilat" itu haram.. tapi mereka tak jua percaya. ku beberkan dalil aqli dan naqli, lalu mereka membantah, seakan bangga bahwa kesombongan memang milik manusia, bukan milik Sang Pencipta..
lalu mereka marah, menghantam apa saja dengan aumannya.
lalu mereka murka, menghancurkan apa saja dengan cakar tajamnya.
sudah ku bilang, "Utamakan pandangan Allah ta'ala bukannya Manusia" tapi mereka membangkang, seolah-olah Tuhan hanya ada di Mesjib, bukan disamping mereka, bukan didepan mereka, atas, bawah dan memperhatikan segala yang mereka perbuat dan ucap.
lalu aku harus bilang apa? Marah?
itu bukan aku, aku masih sanggup mempertahankan Baqa'ku. aku masih tahu mana yang boleh dan mana yang tidak. aku masih ingat, bagaimana sahabat Rasulullah yang sedang berperang tidak jadi menghunuskan pedangnya hanya karna diludahi musuh, dan takut apa yang Beliau lakukan bukan karna Allah ta'ala, tapi karna marah telah di ludahi.
dan aku hanya diam, lalu tertawa dalam hati menghibur diri.
dan aku hanya tenang, menyisakan Roti yang tak habis ku makan karena sudah tak berselera.
dan aku pamit keluar, bergegas berangkat kerja menahan perih dalam hati, bukan karena marah kepada mereka, tapi karena kasihan atas ke"tidaktahuan" dan ke"tidaksadaran" diri mereka.
Ya Allah...
bukakanlah pintu hati mereka, jangan biarkan sombong memakan jiwa mereka.
Ya Allah..
kuatkanlah hati mereka, orang-orang yang menyerukan Agamamu, jangan biarkan Iblis menanamkan penyakit kedalam hati mereka..
Aamiin~