10/30/2011

Perih Itu Mengoyak Hati


Kehidupan bagai ditengah samudra. Penuh misteri dan duka nestapa, mengoyak luka dihati, terasa teriris perih. Setiap orang tidak pernah mengerti apa yang akan terjadi di esok hari. Ujian dan cobaan bisa datang tiba-tiba, silih berganti tanpa kita pernah menyadari. Begitulah yang terjadi pada seorang ibu di Rumah Amalia. Ditengah kebahagiaannya bersama suami dan dua anak laki yang dicintainya sekalipun sederhana keluarga itu cukup bahagia. Dua anak laki-lakinya yang lucu dan manis. yang kecil berusia lima tahun dan kakaknya berusia tujuh tahun. Ditengah kehidupan kian sulit suaminya berhenti bekerja dan mengais rizki dengan mengojek. Semuanya begitu indah, menjalani kehidupan penuh syukur.

Sampai kemudian peristiwa tragis terjadi, suaminya mengalami kecelakaan setelah mengantar penumpang. Nyawanya tidak mampu diselamatkan. Air matanya tertumpah, sudah tak terbendung lagi, kekuatan dan ketegaran hatinya runtuh ketika jenazah suaminya tiba di rumah tangis itu meledak. Dua anak laki-lakinya tidak mengerti apa yang sedang terjadi. 'Kenapa bapak?' tanya adik. Kakaknya menggeleng, sambil menutup matanya. Orang-orang berdatangan memeluk sang ibu. Beban itu begitu berat. Dua anak laki-laki itu berlarian keluar rumah. Ibunya tenggelam dalam kedukaan. Kehidupan berjalan begitu cepat. Semua dipikul dipundaknya seorang diri. Kerja keras memenuhi kebutuhan hidup tak mampu ditanggungnya sendiri. Bekerja sebagai pembantu, nyuci dan gosok dikerjakannya, untuk bisa mencukupi kehidupan sehari-hari.

Sementara dirinya bekerja, anak-anak tidak ada yang mengasuh dan menjaga. Ia selalu berpesan agar sang kakak untuk menjaga adiknya. Setiap sore pulang kerja, terkadang terkena damprat orang karena anak-anaknya berantem dengan anak tetangga. Pernah satu hari dirinya begitu sangat marah karena adiknya melempar jendela rumah tangga. Adik kakak itu menangis tersedu-sedu. Tak kuasa hatinya terasa pilu mendengar tangisan anak-anaknya. Namun beban itu begitu berat dipundaknya. Tidak ada lagi yang diajaknya bicara, sampai pada suatu hari ditengah luka perih dan beban kehidupan yang begitu berat. Dibawa dua anak laki-lakinya kekuburan ayah mereka. Dengan isak tangis ibu itu mengeluh dan berkata didepan makam almarhum suaminya. 'Bang, saya sudah tidak sanggup lagi mengurus anak Abang, Abang aja yang mengurusnya.' Sampai seminggu kemudian, kedua anak laki-laki itu meninggal dunia, menurut dokter karena terkena demam berdarah.

'Ya Allah, Ya Rabb' Teriak ibu menangis menjerit-jerit melihat wajah kedua anaknya yang dicintainya disaat terakhir. betapa hancur hatinya, setelah kehilangan suami dan dirinya kehilangan kedua anak laki-lakinya. Hatinya begitu kokoh, beliau menerima dengan penuh keikhlasan atas kehilangan orang-orang yang dicintainya. Hanya bersandar kepada Allahlah yang menguatkan hati beliau.

---
'Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran :173-174).

10/29/2011

Lunch



Taraaaaaa... xD

weeh, jam segini aku baru sempat makan siang.. -,-b
padahaal seharusnya udah tadi pash sebelum zhuhur...

hedheh..hedheh....
bener2 deeenk..
kerjaan numpuk nyita waktu banged daah..

mo keluar nyari Nasi kotak kadada duit.. TvT
mo ngirim ama yang diLap. (red pegawai lapangan) capeeek...
ntar pasti lauknya salah lagi kaya kemarin.. >,<

haduh.!
Mending yg murah en praktis aje dah.. hemat lagi.. :D
hohoho~

Roti dan Air mineralll.. xD jiah..
yg penting buwat ganjal perut denk..
laper udah iLang, kerja bisa lanjuut .. :D

heheh~ :D
sip ha!

DAN RINDU ITU PUN TERTEBUS...


Kisah ini terdapat dalam kitab Irsyadul Ibad.
Dalam suatu kisah yang dipaparkan al-Yafi'i dari Syaikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan:
Ada seorang pemuda gagah yang turut berjihad bersama pasukan Islam. Selama perjalanan, pemuda itu tetap berpuasa di siang hari dan tak lepas dari salat lail di malam hari. Bahkan dia juga melayani kebutuhan pasukan dan ikut berjaga-jaga bila semua tidur. Hingga sampailah pasukan itu di perbatasan Romawi...
Menjelang pertempuran, pasukan Islam beristirahat di suatu tempat. Karena kelelahan, maka pemuda itupun tertidur. Namun tiba-tiba ia terjaga dan berseru lirih, "Ah, alangkah rindunya aku padamu ‘Ain al-Mardhiyyah". Orang-orang yang mendengarnya terheran-heran dan mereka mengira bahwa pemuda itu sedang mengigau dalam tidurnya.

"Siapakah ‘Ain al-Mardhiyyah itu?" tanya Abdul Wahid, seorang ulama pejuang, yang mengenal pemuda itu.
Pemuda itu kemudian bertutur : “Aku tertidur dan bermimpi bertemu seseorang. Orang itu berkata, ‘Pergilah kepada ‘Ain al-Mardhiyyah’. Lalu aku dibawa ke sebuah taman yang sangat indah yang dikelilingi sungai jernih menawan. Di tepi sungai itu banyak sekali gadis-gadis cantik nan elok bak permata yang lengkap dengan segala perhiasan dan aksesorisnya. Dan ketika melihatku, tiba-tiba mereka berkata, ‘Lihat, itu suami ‘Ain al-Mardhiyyah’....
Kemudian aku memberi salam dan bertanya, ‘Adakah di antara kalian yang bernama ‘Ain al-Mardhiyyah?’. Kemudian mereka menjawab, ‘Maaf, kami ini hanya pelayan-pelayannya. Kalau Tuan ingin bertemu, silakan jalan terus menyusuri sungai ini’.
Akhirnya aku menyusuri sungai indah itu…

Dan ternyata, aku hampir tidak percaya pada apa yang aku lihat…ternyata sungai itu adalah sungai susu yang tidak berubah rasa dan warnanya. Sungguh indah nan elok dipandang mata. Hingga sampailah aku di sebuah tempat yang banyak berkerumun gadis-gadis cantik dan lengkap dengan perhiasannya.
Dan mereka akhirnya melihatku…
“Inilah suami ‘Ain al-Mardhiyyah", kata gadis-gadis cantik itu berbisik-bisik.

Tapi ketika aku bertanya, yang mana ‘Ain al-Mardhiyyah, aku mendapat jawaban yang sama. Kali ini yang kutelusuri adalah sungai madu. Sungguh manis dan segar sungai itu, sampai kemudian kutemui lagi kerumunan gadis-gadis yang lain lagi. Subhaanallaah…mereka ternyata lebih cantik dari gadis-gadis yang aku temui tadi, hingga aku dapat melupakan kecantikan gadis-gadis sebelumnya. Lalu oleh gadis-gadis itu, aku ditunjukkan sebuah kemah yang tersusun dari permata yang indah. Indah sekali. Kemudian aku pun segera menuju ke sana…
Subhaanallaah walhamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbaar…
Sungguh aku terkagum-kagum menyaksikan kecantikan gadis yang ada di kemah itu. Aku menyangka inilah ‘Ain al-Mardhiyyah. Aku merasa sudah cukup puas bila gadis itu yang menjadi pendampingku. Tapi… lagi-lagi dugaanku salah. Gadis itu malah memanggil seseorang yang ada di dalam kamar,

"Hai ‘Ain al-Mardhiyyah, lihat…ini suamimu sudah datang".
Kemudian bergegas aku pun masuk ke dalam kamar itu.
Mataku terbelalak, Subhaanallaah…Maha Suci Allah…
Allaahu Akbaar…

Kulihat seorang gadis yang sangat cantik, dan kecantikannya melebihi para gadis yang sebelumnya aku temui. Kulihat dia sedang duduk di atas tempat tidur/singgasana emas, yang bertaburkan permata, berlian, dan yaqut.

Subhaanallaah..aku hampir-hampir tidak dapat menahan diri lagi.
"Marhaban wahai kekasihku, selamat datang wahai jiwa suci yang aku menjadi milikmu…Kini sudah hampir tiba kedatanganmu untukku…", kata gadis itu dengan senyum paling manis dan keteduhan matanya yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Allaahu akbar…

Sungguh…ingin sekali aku memeluknya.
Namun, gadis elok nan rupawan itu berkata,
"Sabar dulu wahai kekasih, engkau belum sah menjadi suamiku. Sebab engkau masih hidup di dunia", kata ‘Ain al-Mardhiyyah.
"Tetapi insya Allah, engkau akan berbuka dan memadu kasih di sini
Bersabarlah sayang…".
Kemudian, usai menceritakan mimpinya,
pemuda itu berlari menyongsong musuh. Sembilan orang tentara Romawi tewas di ujung pedangnya. Pada hitungan kesepuluh, dia tersenyum sepenuh bibirnya ketika syahid menjemputnya.

Kemudian...RINDU ITU PUN TERTEBUS...
Bersamaan dengan itu, sang pemuda tadi dengan penuh keyakinan, dia akan segera menjemput isterinya—sang bidadari sejati—untuk bersama memadu kasih di taman Syurgawi...

Demikianlah, sebuah kisah yang akan menggugah jiwa dan semangat para ‘perwira langit’, untuk terus berjuang berjihad di jalan Allah...

Oh, ‘Ain al-Mardhiyyah...
Adakah dirimu tercipta untukku...


ust. Agus Trisa

Gagalnya Usaha “Menghapus” Islam dari Jawa


Banyak Sekali PEMIMPI dan Pengkhayal yang berharap kalau Islam akan musnah dari muka bumi.
Dengan berbagai strategi,intrik dan Opini dibentuk yang diharapkan bisa memenuhi harapan cita cita mereka yang memusnahkan Islam dari muka bumi.
Kita perlu lihat sejarah masa lalu bagaimana mereka yang punya kekuatan Penuh,yaitu tidak sekedar Kekuatan ekonomi tetapi dekat dengan kekuasaan,bagaimana Upaya Pemurtadan didukung penuh oleh Rezim PENJAJAH,tetapi kenyataannya upaya upaya mereka mendapatkan hasil tidak sebagaimana yang mereka harapkan,KENYATAANNYA ISLAM masih TETAP EKSIS di BUMI ini. maka dalam sebagai contoh kita lihat upaya PARA PEMIMPI tersebut dengan contoh spesifik,Kegagalan Usaha “menghapus” Islam dari Masyarakat Jawa ini.
MASIH ingat, nama Mbah Petruk yang mendadak menjadi sangat populer ketika Gunung Merapi kembali bergejolak? Di samping Mbah Petruk, ada juga Nyai Rara Kidul. Berkait dengan dua tokoh jagading lelembut tadi, diadakanlah ritual sedekah gunung dan sedekah laut yang menjadi ritual rutin masyarakat Jawa. Kebanyakan, citra sinkretik seperti ini menjadi wajah tunggal ketika seseorang berbicara tentang Jawa.
Juga, apabila kita mengamati buku-buku mengenai kebudayaan Jawa, maka istilah seperti larung sesaji, kejawen, pusaka keramat, adalah tema-tema dominan ketika berbicara kebudayaan Jawa.
Pandangan seperti itulah sebenarnya yang diinginkan dari gerakan jangka panjang orientalisme dan missionarisme di Jawa di masa kolonial. Di mana mereka berusaha menghapus identitas Islam di tanah itu dengan selalu mengkait-kaitkan antara Jawa dengan Hindu atau Budha.
Namun, data sejarah justru menunjukkan hal yang sebaliknya,  Jawa dan Islam adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Upaya ”pengkerdilan” identitas Islam tidak lain bertujuan untuk memuluskan misi kristenisasi di Jawa. Tulisan ini merupakan ringkasan dari tesis Arif Wibowo di Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berhasil ia pertahankan di hadapan para penguji. Selamat menikmati.
***
Berkaca dari Kiai Sadrach

Para misionaris dan orientalis berupaya memisahkan identitas Islam dari Jawa untuk melancarkan misi kristenisasi.
Islam pada abad XIX menjadi inspirasi utama perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda. Baik yang berskala besar seperti Perang Diponegoro, Perang Padri, Perang Aceh sampai perlawanan yang berskala kecil dalam pemberontakan petani di Cilegon. Kejadian ini menyebabkan Belanda mengubah gaya politik kolonialnya, dengan melakukan politik etis yang meliputi educatie, emigratie dan irrigatie (pendidikan, perpindahan dan pengairan).
Kerstening politiek  (politik pengkristenan) merupakan bagian tidak terpisahkan dari politik etis. Sehingga kaum etisi mendapat sokongan penuh dari partai-partai agama di Belanda. Pengkristenan Nusantara tetap merupakan panggilan rakyat Kristen Eropa (Belanda).
Kisah yang Gagal
Setidaknya, ada dua macam penetrasi Kristen ke dalam masyarakat Jawa, yakni penerjemahan Alkitab dan pemakaian kebudayaan Jawa. Penerjemahan pertama kali dilakukan oleh Johannes Emde pada 1811. Sedangkan yang memelopori pemakaian budaya Jawa dalam penginjilan adalah Coenraad Laurens Colen. Konsep Colen inilah yang kemudian berkembang dan disebut inkulturasi. Nama-nama seperti Paulus Tosari, Matius Niep, Kiai Sadrach, Ngibrahim Tunggul Wulung adalah buah dari inkulturasi dalam penginjilan.
Dari deretan nama tadi, Kiai Sadrach merupakan sosok yang paling populer. Ia seorang guru ngelmu(pinisepuh). Dalam mengenalkan Kristen kepada masyarakat, Sadrach menyebut gerejanya dengan masjid. Dan memang gereja itu gaya bangunannya  mirip  masjid pada umumnya.   Sebelum upacara peribadatan dimulai, sebuah bedhug dipukul dan diakhiri dengan ritual slametan.

Bagi Kiai Sadrach, Bible adalah norma hidup yang mirip dengan pitutur (nasehat) dan wewaler(larangan, pantangan) orang Jawa dan syariat dalam pandangan Islam.
Sadrach bukan fenomena tunggal, sebab di Jawa Timur juga ada Ngibrahim Tunggul Wulung, yang memaknai kekristenannya menyerupai Muslim dan akhirnya dikafirkan oleh para pendeta Calvinis yang membaptisnya.
Kegagalan Kristen versi Sadrach dan Tunggul Wulung yang dianggap berkepercayaan ganda, separo kristen dan separo Islam, disebabkan integrasi yang sangat kuat pandangan metafisika Islam ke dalam masyarakat Jawa. Selain itu, menjadi Kristen saat itu, bagi orang Jawa adalah aib terbesar dalam hidupmenjadi Kristen saat itu, bagi orang Jawa adalah aib terbesar dalam hidup. Di masyarakat, ia akan menyandang gelar “wong jawa ilang jawane” (orang jawa hilang jawanya), atau “jawa wurung landa durung” (hilang jawanya, tapi Belanda juga belum).
Karena itu, apa yang dilakukan Sadrach maupun Ngabdullah Tunggul Wulung, bisa jadi untuk menghindari resistensi sosial masyarakat sekitar.
Orientalisme dan Usaha Kudeta Kebudayaan
SEPERTINYA, Van Lith, misionaris Katolik ordo Yesuit, belajar dari kasus Sadrach. Setelah korespondensi panjang dengan Sadrach, dan pengamatan mendalam di lapangan, Van Lith mengubah pola penginjilannya. Dari individu menjadi penginjilan kolektif dalam bentuk sekolah. Dengan mendidik anak-anak Jawa sejak kecil, diharapkan akan menghasilkan kekatolikan/kekristenan yang murni. Seiring dicanangkannya politik etis di bidang pendidikan di kalangan pribumi, Van Lith lalu mendirikan sekolah calon guru.
Dalam mencari murid yang berkualitas, Van Lith aktif melakukan kunjungan kepada para bangsawan kraton dan priyayi, agar menyekolahkan anaknya di Kolese Xaverius (sekolah yang didirikan Van Lith). Semua murid yang masuk awalnya adalah Muslim, lalu menjadi Katolik ketika lulus. Tidak cukup menjadi guru, beberapa murid Kolese Xaverius  melanjutkan pendidikannya ke jenjang imamat. Sehingga bila dilihat dari banyaknya jumlah imam pribumi yang dihasilkan, menurut Steenbrink, usaha Van Lith ini paling sukses di dunia untuk kegiatan serupa.
Dalam Kolese Xaverius, identitas kejawaan sangat ditekankan, sedangkan segala hal yang berbau Islam dihilangkan. Bahasa Melayu, yang dianggap identik dengan Islam tidak diajarkan, cukup dua bahasa: bahasa Jawa dan bahasa Belanda. Dengan demikian diharapkan proses integrasi kekatolikan dan kejawaan dapat berjalan sempurna.
Van Lith juga mendidik para muridnya untuk serius mengkaji budaya Jawa. Hasil kajian dari para muridnya itu diterbitkan dalam jurnal St Claverbond, yang diterbitkan di Belanda.
Satu karya tulis dari pastur Jesuit yang dianggap mampu menangkap inti dari kebudayaan Jawa adalah disertasi dari Petrus Joshepus Zoetmulder yang terbit pada 1935. Dalam disertasinya yang berjudul Pantheisme en Monisme In de Javaansche Soeloek-Litteratuur, Zoetmulder dianggap mampu mengungkap inti pandangan ketuhanan masyarakat Jawa, melalui telaahnya terhadap Serat Centhini dan pelbagai karya sastra suluk Jawa. Menurut Dick Hartoko, meskipun penelitian ilmiah (mengenai kebudayaan Jawa) tidak pernah berhenti, tetapi itu tidak menggoyahkan patokan-patokan yang ditancapkan oleh Dr Zoetmulder setengah abad yang lalu.
Dalam pandangan Zoetmoelder, doktrin manunggaling kawula gusti  sama sekali tidak terkait dengan konsep wihdatul wujud yang menjadi diskursus kontroversial kalangan ahli tasawuf  Islam. Menurutnya, manunggaling kawula gusti dalam budaya Jawa adalah suatu bentuk pandangan monistis yang berasal dari ajaran Atman Hindu. Bahkan pada karya sastra yang eksplisit, corak ke Islamannya pun akan dianggap sebagai Islam yang telah terpengaruh alam religius India maupun lewat alam religius Hindu Jawa.
Tetap Berlangsung Hingga Kini
Inkulturasi, pada perkembangannya tidak hanya untuk kalangan internal, tapi juga untuk membentuk konsep tentang Jawa. Sehingga dapat dilihat, saat ini pandangan Zoetmulder menjadi mainstream dalam banyak penelitian mengenai agama Jawa atau kebudayaan Jawa.
Beberapa buku tentang Jawa pada periode berikutnya, masih mengacu pada kerangka berpikir Zoetmulder, bahkan lebih menspesifikkan lagi tentang apa yang disebut sebagai agama Jawa.
Dan keseriusan ini terbukti mampu menghasilkan nama-nama besar yang dalam berbagai sisi kebudayaan Jawa, seperti Bagong Kusudiharjo di bidang tari Jawa, SH Mintarja dengan novelnya, Api di Bukit Menoreh, YB Mangunwijaya di bidang arsitektur dan pemberdayaan masyarakat.
Di kalangan antropolog ada nama Niels Mulder, penulis buku Mistisisme Jawa; Frans Magnis Suseno, “Etika Jawa, Sebuah Analisa Falsafi” tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Juga ada Sindhunata, “Anak Bajang Menggiring Angin”. Di tingkat nasional kita mengenal Prof Drijarkara, yang terkenal dengan konsep ’Indonesia bukan negara agama tapi juga bukan negara sekuler,’ WJS Poerwadarminto dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Karena itu, jika wajah sinkretik menjadi wajah utama Muslim Jawa,  Wali Sanga ”tertutupi” Siti Jenar dan munculnya anggapan bahwa aqidah kejawen “Manunggaling Kawulo Gusti” versi kebatinan dianggap sebagai wakil resmi Muslim Jawa, tidak lain dan tidak bukan adalah buah dari gerakan jangka panjang orientalisme dan misionarisme di Jawa. Setidaknya, bila masyarakat tidak berhasil “ter-kristenkan”, paling tidak, mereka akan jauh dari agamanya, sebuah wasiat suci Samuel Zwemmer untuk para penginjil.
Islam Sebagai Landasan Budaya Jawa
Eksodus masyarakat Jawa dari pusat-pusat kerajaan Hindu dan Budha yang tidak memberinya kehidupan yang aman, ke daerah-daerah pelabuhan mengantarkan mereka bersentuhan dengan para pedagang Muslim dan para ulama.
Egalitarianisme Islam dan struktur keimanan mudah dimengerti menyebabkan rakyat Jawa berbondong-bondong masuk Islam. Periode ini merupakan gelombang pertama Islamisasi di Pulau Jawa.
Dalam pandangan Zamakhsyari Dhofier, ada dua tahap penyebaran Islam di Pulau Jawa.Pertama, di mana orang menjadi Islam sekadarnya, yang selesai pada abad ke 16.
Kedua, tahap pemantapan untuk betul-betul menjadi orang Islam yang taat secara pelan-pelan menggantikan kehidupan keagamaan yang lama.
Sultan Agung Hanyokrokusumo, penguasa Mataram (1613-1645) mengawali tahap pemantapan melalui pendidikan Islam secara massal kepada masyarakat Jawa. Di setiap kampung diadakan tempat untuk belajar membaca al-Qur`an, tata cara beribadah dan tentang ajaran Islam: rukun iman dan rukun Islam.
Saat itu, apabila ada anak berusia 7 tahun belum bisa membaca al-Qur`an, ia akan malu bergaul dengan teman-temannya. Para guru agama ini diberi gelar Kyahi Anom oleh pihak kraton. Di tingkat kadipaten didirikan pesantren yang dipimpin oleh Kyahi Sepuh.
Saat itu juga dilakukan penerjemahan kitab-kitab besar berbahasa Arab dalam kajian yang bersistem bandungan (halaqah). Kitab-kitab itu meliputi kitab fikih, tafsir, Hadits, ilmu kalam dan tasawuf. Juga nahwu, sharaf dan falaq.
Sistem kalender juga disesuaikan dengan sistem Islam. Sehingga budaya ilmu tidak hanya menjadi milik elit tapi menjadi milik masyarakat secara keseluruhan.
Akselerasi pemahaman Islam melalui sistem pendidikan massal inilah yang menyebabkan Islamisasi di segala sisi kehidupan masyarakat. Konsep-konsep Islam telah menjadi landasan kegiatan kemasyarakatan. Istilah upawasa (poso) sembahyang, suwargo dan neroko hanya bisa ditafsirkan dengan pengertian shaum, shalat, jannah dan naar.
Islam juga menancapkan budaya baru seperti adil, mikir yang tidak bisa dicari padanannya dalam akar kata asli bahasa Jawa. Taawun yang dijabarkan dalam budaya gotong royong adalah ciri khas masyarakat asli Jawa, juga tasamuh yang diwujudkan dalam budaya tepa salira.
Ritus-ritus penting dalam masyarakat Jawa seperti kelahiran, perkawinan dan kematian juga didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Masyarakat Jawa sudah tidak mengenal bagaimana cara ijab qabul ala agama asli Jawa ataupun merawat jenazah ala kejawen.
Oleh karena itu, dikotomi antara Islam dengan abangan yang dipropagandakan anak didik orientalis maupun kalangan misionaris tidak pernah mendapatkan pijakan teoritis yang kuat. Sebab, yang berlaku di Jawa kata Andrey Moller adalah ortopraks Islam, yakni meski pelan namun pasti terus bergerak menuju Islam.
Oleh karena itu, orang Jawa, baik itu dari kalangan priyayi maupun abangan di masa tuanya akan berubah menjadi santri yang rajin ke masjid, yasinan dan khatamanWallahu a’lam bish shawab..


10/27/2011

SINARAN HATI


Sinaran hati mulai hilang..
Kemanakan ku carii..
**
Langkah terhenti, tanpa pasti..
Ku susuri jalan ini....

Kemanakah.... kan ku cari ya Rabbi..

Reef :
Ya Allah... kembalikan sinaran yang t’lah menghilang dihati..
Ya Allah hanya padaMu ku pinta dan ku berdoa..
menggapai asaa...

back to **& Reff




by : Sigma

Night Note's


Mau bicara apa.?
Sedang mulut sudah terkunci..
Ingin berlari kemana.?
Sedang kaki telah terjerat kawat berduri..
Akan mengadu pada siapa.?
Sedang yang lain sudah tak peduli...

Apa.?
Apa yang harus ku lakukan.?
What should I do.?
Jiwaku resaah,...
Hariku hancur..seakan remuk .! Tak meredam.!

Lihatlaah merekaa.! Seakan2 menertawai keterasinganku .!
Lihatlaah merekaa .! Seakan2 berkuasa bak layak pemilik dunia...
Siapa yang kau takuti .? tiadakah?
Oh, Sirna sudaah...
mereka tak lagi mengenal Tuhan ..
bahkan tak sadar siapa dirinya..!

Kan Kurebut Kunci itu walaau nyawa taruhannya..
Kau ku putus jerat ini meski raga  harus terlepas dari jiwa..
Kan ku buat mereka peduli walau dengan menangis darah.!

Aku bersumpah .!
“ Demi Sang Penggenggem Jiwa-ku, Walau Matahari ditaruh di tangan kiri-ku, Bulan ditangan Kananku , Demi Allah, aku takkan keluar dan Meninggalkan Agama-Nya..
DEMI ALLAH .!!

Sleep Again *bah!


Lagi... untuk kesekian kalinya... aku terbangun, dan begitu tersadar earphone hitam masih setia mendendangkan alunan musiknya ditelingaku.
aku jatuh tertidur dengan posisi duduk didepan komputer.
Tidak ada yang membangunkanku,
yah... seperti biasa, aku yang tidur belakangan...
semua sudah tidur duluan sebelum aku.
Jadi otomatis hanya aku sendiri diruang tengah.
 

Waktu menunjukkan 02.41, ini sudah dini hari.
Aku mencoba berpikir.. kira2 sudah berapa menit aku tertidur tak sengaja?
Berpikir dari “bangun tidur” membuat kepalaku sedikit pusing.

Mungkin bukan menit, tapi “jam”. Hampir satu setengah aku tertidur. Padahal ku pikir sebelumnya tak mengantuk. Mungkin karena efek susu yang kuminum sebelum makan malam ba’da maghrib tadi.
Ada yang bilang minum susu juga menyebabkan mengantuk..
padahal biasanya aku minum kopi atau teh. Itu karna Mom yang memberikannya. Beliau keluar pergi ke warung. Malam ini kami tak punya makan malam, karna tadi siang Mom sibuk jadi tak sempat masak.
Akhirnya kami memutuskan untuk membuat Mie saja, walaupun tidak sehat (Mie instan mengandung zat kimia) tapi tak ada pilihan lain, kami lapar dan waktu untuk masak takkan cukup menunggu perut kami keroncongan. Membuat mie hanya perlu 10menit penyajian dan selesai, kami bisa menyantapnya.
Hanya aku yang membuat Mie untuk diriku sendiri, itu karna selera mie kami sekeluarga berbeda. Aku suka Mie Sedap (promosi) sedangkan yang lainnya menyukai Indomie. Dua merek itu lain rasa dan beda. Aku menyukai Mie sedap “pedas” karna memang nikmat dan enak, terkadang tanpa pengetahuan Mom aku membuatnya 2porsi untukku sendiri. *hkhk~
Mom bilang Mie sedap berbau “rempah2” dan Mom tak suka itu. ^
Bagiku nah g, alias tidak sama sekali. Mungkin itu karna Mom sudah terbiasa mengkonsumsi Indomie, jadi sulit untuk berailh selera. *hehe

Lanjut yang tadi, pulang dari warung Mom membawa 2kantong belanjaan., kau tahu isinya?

Mie, teh, kopi, susu, sabun mandi, Odol, gula.. dan sedikit cemilan.
Aku memilih Mie, dan tak menyentuh cemilannya, hmn.. biasanya aku yang paling dulu menyambarnya.. ^ mungkin waktu itu aku sedang tidak selera..*haha
Jadi sebagai barternnya Mom memberiku Susu  kental manis, yah.. dalam sachet.
Jadilah, aku membuat susu dengan makan malam Mie Kuah pedas.. ^
Dan membuatku mengantuk, lalu jatuh tertidur dengan posisi yang sangat tidak baik untuk tulang
 ( -_ -)a
Oh My Cat... *=D


Yah, lain kali aku akan memperhatikan pola makanku,.. (_ _)b
terkadang aku memang serampangan saja.. *huhu TT
Tapi menurut ku itu sedikit lebih baik.. =D
mengurus diri sendiri saja aku masih pusing.. apalagi mengurus orang lain yaaa..? xDa *hihi

10/26/2011

Air Mata Seorang Ayah


Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak tertahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai berikut. 'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya selalu ingat hadist Nabi yang sering Mas Agus kutip. 'Sungguh menakjubkan orang yang beriman karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan terdapat melainkan orang yang mukmin. Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim).

Sungguh hebat beliau seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu melewati semua penderitaan dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air matanya adalah ladang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah Air mata seorang ayah. Subhanallah.

Keajaiban Doa Ditengah Cobaan


Keajaiban doa ditengah cobaan itu begitu nyata.
Allah memberikan pertolongan bagi dirinya.
 Begitulah tutur seorang ibu bahwa disaat dirinya dan keluarga dihempas dengan berbagai ujian & cobaan. Rumahnya akan disita oleh bank. Tinggal beberapa hari lagi petugas bank akan melakukan penyitaan. Dirinya bersama keluarga hanya bisa menangis penuh kesedihan. 'saya harus tegar, menukar kesedihan dengan harapan' katanya. 'Harapan satu-satunya hanya berdoa kepada Allah, memohon pertolongan kepadaNya. selain sholat fardhu, saya sholat tahajud setiap malam sampai airmata rasanya sudah mengering.' isak tangisnya terdengar memilukan.

Pagi itu semua keluarga diliputi oleh tangis sendu di teras rumah, sambil menunggu detik-detik penyitaan rumah kami. Kami ingin menyaksikan rumah kami untuk terakhir kalinya. 

Rumah dimana anak-anak lahir dan dibesarkan penuh cinta serta kasih sayang. Para tetangga tak kuasa menahan haru melihat kami. Solidaritas para tetangga hadir menunggu petugas bank hadir. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh kedatangan surat pembatalan sita. Subhanallah, Maha Suci Allah. Dirinya menjerit kegirangan. Doanya didengar oleh Allah. Suaminya selalu mengingatkan bahwa pada tahap seperti ini ujian dan cobaan selalu datang silih berganti. Entah benar atau tidak kata suami, peristiwa ini semakin mengokohkan dirinya dan keluarganya untuk mantap dijalan yang diridhai oleh Allah. Ujian berikutnya menyusul, putranya mengalami pembengkakan dikelopak matanya. Menurut pemeriksaan dokter dia harus dioperasi. Waktunyapun sudah ditentukan, beberapa hari lagi. Secara medis dia percaya bahwa operasi adalah satu-satunya jalan untuk menyembuhkan sakit putranya. Namun tak lupa dirinya memanjatkan doa kepada Allah. Setiap malam dirinya menjalankan sholat tahajud.

'Subhanallah, sebelum jatuh tempo operasi. 

Penyakit yang berada dikelopak mata putra saya menghilang dan sembuh. Awalnya saya ragu, bagaimana mungkin bisa sembuh? kami kemudian pergi ke dokter ahli dan putra saya dinyatakan sembuh sampai si dokternya juga bingung dan menanyakan apakah saya telah pergi ke dokter lainnya?' tuturnya dengan mengusap airmatanya yang terus menetes. Allah memang benar-benar sedang menguji dirinya dan keluarga, ketika sudah melewati semua itu kehidupan rmah tangganya begitu terasa indah dan kini sebagai pemilik rumah makan yang cukup ramai, kini hidupnya & keluarga sekarang menjadi lebih tentram dan bahagia. Meski kerja keras merupakan kebiasaannya namun kewajiban sholat lima waktu semakin membuat dirinya dan keluarga semakin bersemangat untuk melaksanakannya. 'Dan saya sudah sepakat bersama suami dan anak-anak untuk menyisihkan penghasilan rumah makan kami untuk Rumah Amalia. Rasanya rizki yang kami peroleh makin melimpah.' Tutur beliau.

---
Obatilah orang-orang yang sakit dengan shodaqoh dan bentengilah harta-harta kalian dengan zakat dan siapkan untuk menolak bala' dengan doa (Hadist Riwayat Baihaqi)

10/25/2011

Albert Einsten


Dalam sebuah dokumen yang dirahasiakan, terungkap sebuah surat rahasia Albert Einstein, ilmuan Jerman penemu teori relatifitas yang menunjukkan bahwa dirinya adalah penganut Islam Syiah Imamiyah.

Hal ini berdasarkan laporan situs Mouood.org, Einstein pada tahun 1954 dalam suratnya kepada Ayatollah Al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, marji besar Syiah kala itu, menyatakan, “Setelah 40 kali menjalin kontak surat-menyurat dengan Anda (Ayatollah Boroujerdi), kini saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam”.

Einstein dalam suratnya itu menjelaskan bahwa Islam lebih utama ketimbang seluruh agama-agama lain dan menyebutnya sebagai agama yang paling sempurna dan rasional. Ditegaskannya, “Jika seluruh dunia berusaha membuat saya kecewa terhadap keyakinan suci ini, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walau hanya dengan membersitkan setitik keraguan kepada saya”.

Einstein dalam makalah terakhirnya bertajuk Die Erklarung (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relatifitas lewat ayat-ayat Al-Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahjul Balaghah.

Dalam makalahnya itu, Einstein menyebut penjelasan Imam Ali as tentang perjalanan miraj jasmani Rasulullah ke langit dan alam malaikat yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali as yang paling bernilai.

Ketika media-media zionis berusaha mencegah peningkatan jumlah pemeluk baru Islam di kalangan masyarakat Barat dan berusaha mencoreng citra agama cinta damai dan keadilan ini, terungkap sebuah surat rahasia Albert Einstein, ilmuan Jerman penemu teori relatifitas yang menunjukkan bahwa dirinya adalah penganut Islam Syiah Imamiyah.
Berdasarkan laporan situs Mouood.org, Einstein pada tahun 1954 dalam suratnya kepada Ayatollah Al-Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, marji besar Syiah kala itu, menyatakan, "Setelah 40 kali menjalin kontak surat-menyurat dengan Anda (Ayatollah Boroujerdi), kini saya menerima agama Islam dan mazhab Syiah 12 Imam".

Einstein dalam suratnya itu menjelaskan bahwa Islam lebih utama ketimbang seluruh agama-agama lain dan menyebutnya sebagai agama yang paling sempurna dan rasional. Ditegaskannya, "Jika seluruh dunia berusaha membuat saya kecewa terhadap keyakinan suci ini, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walau hanya dengan membersitkan setitik keraguan kepada saya".

Einstein dalam makalah terakhirnya bertajuk Die Erklarung (Deklarasi) yang ditulis pada tahun 1954 di Amerika Serikat dalam bahasa Jerman menelaah teori relatifitas lewat ayat-ayat Al-Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib as dalam kitab Nahjul Balaghah.

Dalam makalahnya itu, Einstein menyebut penjelasan Imam Ali as tentang perjalanan miraj jasmani Rasulullah ke langit dan alam malaikat yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali as yang paling bernilai.

Salah satu hadis yang menjadi sandarannya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Allamah Majlisi tentang mikraj jasmani Rasulullah saw. Disebutkan, “Ketika terangkat dari tanah, pakaian atau kaki Nabi menyentuh sebuah bejana berisi air yang menyebabkan air tumpah. Setelah Nabi kembali dari mikraj jasmani, setelah melalui berbagai zaman, beliau melihat air masih dalam keadaan tumpah di atas tanah.” Einstein melihat hadis ini sebagai khazanah keilmuan yang mahal harganya, karena menjelaskan kemampuan keilmuan para Imam Syiah dalam relativitas waktu. Menurut Einstein, formula matematika kebangkitan jasmani berbanding terbalik dengan formula terkenal “relativitas materi dan energi”.

E = M.C² >> M = E : C²

Artinya, sekalipun badan kita berubah menjadi energi, ia dapat kembali berujud semula, hidup kembali.

Dalam suratnya kepada Ayatullah al-Uzma Boroujerdi, sebagai penghormatan ia selalu menggunakan kata panggilan “Boroujerdi Senior”, dan untuk menggembirakan ruh Prof. Hesabi (fisikawan dan murid satu-satunya Einstein asal Iran), ia menggunakan kata “Hesabi yang mulia”. Naskah asli risalah ini masih tersimpan dalam safety box rahasia London (di bagian tempat penyimpanan Prof. Ibrahim Mahdavi), dengan alasan keamanan.

Risalah ini dibeli oleh Prof. Ibrahim Mahdavi (tinggal di London) dengan bantuan salah satu anggota perusahaan pembuat mobil Benz seharga 3 juta dolar dari seorang penjual barang antik Yahudi. Tulisan tangan Einstein di semua halaman buku kecil itu telah dicek lewat komputer dan dibuktikan oleh para pakar manuskrip.



lihat disini~

10/24/2011

Forgive me.




when you fall I can not catch you.
when you cry I'm not beside you.
when you're alone I left you.
when you were a lot of problems I'm ignoring you.
when the heavy burden I did not try to relieve it.
when you run I do not chase you.
when we rope off I did not try to tie it back.

I'm sorry ..
I'm sorry ..

I was a useless human being ..
until one day your friend comes to me ..
"Why do you ignore it?" he asked.

"I can not afford" it replied.

[sandinbox]

10/22/2011

Sleep





Haauaaaah~

Pagi2 sudah menguap pertanda aku masih mengantuk, dan tentu sajaa pastinya karna waktu tidurku yang berkurang… =_=|
Akhir2 ini penyakitku kambuh lagi… *insomnia,,red
Malaaam tak bisa tidur, paginya malah mengantuk mengganggu aktifitas siang saja.. =,=b
Padahal tadi malam Hujan, waktu yg cocok buat tidur cepat…
Namun ternyata oh.. ternyata itu membuat mataku makin melek.. tak bisa tidur..
Membaca buku salah satu solusi supaya cepat mengantuk.. tapi malah makin melek karna tuh buku ternyata asyik bgt.. >,< *bleuh -,-
Ngacak2 kompi berharap radiasinya bikin mata ngantuk *tanpa kacamata B=O
Tapi ……. ternyata dan ternyata malaah bikin melek lagi >,< aku baru ingat One piece serial terbaru yang kubeli bulan lalu belum sempat ku tonton.., akhirnya karna keenakkan aku jadi penasaraaan dan… ………..
Sudah pukul 04.00 pagi.. TvT *huweeee
tidur sekarangpun nanggung karna sebentar lagi azan subuh..
Jika tidur sekrang pasti nanti susah bangunnya kan..? T_T
Akhirnya ku putuskan menunggu subuh, lalu lanjut dengan sholat subuh..
Tinggal dua jam lagi waktu tidurku menjelang jam setengah delapan pagi
dan berangkat bekerja jam 8 pagi.., _

Daripada tidak tidur sama sekali.. akhirnya keputusan keduaku…

 aku tidur.!!!!!!!!!!!!!!

#Alhamdulillah.. sampe sekrang aku masih ngantuk..tapi masih bisa nulis ini blog.. -,-
#hedheeh.. ~ ٩(-̮̮̃-̃)۶

10/17/2011

Ramen-mei


Hah~~~ ¬.¬
Aku kehilangan jatah ramenku.. (=’.’=)
Padahal sudah belain2 beli bakso buwat cemil.. =,=a
Dasaaar itu orang… (red, my friend)
Dia kata aku g datang rapaat, jadi dia ngabisin jatahku…

Weh…. G pengertian bgt… TvT
Itukan makaanan favoritku… >,<
Aku g terimaaaaa.. (>’v’)> *teriak2 sambil gebukin bantal

Yaaaah~ marahpun percumaaa… ^^
Dengan belajar ikhlas ku bilang padanya.. “ tak apa" bukan masalah…
*ikhlas emg mahaaal..

(๑_๑)a

♥///////♥
 

~a thousand dreams.~ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea