7/31/2011

Dawai Sang Sufi


(Al Futuhat)


Hidup adalah ibadah
Dalam ayat-Nya Allah berfirman,
Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya'bududun
Lama aku tidak percaya dengan ayat ini
Fikirku aku hanya disuruh shalat, puasa dan dzikir
Apalagiketika aku berfikir tentang ayat,
Wa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yakin,
Demi Allah, aku tidak sanggup untuk beribadah terus menerus...
Aku bingung
Aku takut
Aku lari dari pendapatku sendiri
Suatu hari aku bertanya kepada guruku
Guruku mengatakan, "Tidak salah pendapatmu, tapi kurang".
Ketahuilah.....
Dalam ayat lain Allah juga berfirman
Wala tansa nasibaka minaddunya
Dan La yukallifullahu nafsan illa wus'aha
Jelas Allah tidak hanya menyuruh kita untuk sholat dan puasa
Allah juga menyuruh kita untuk mencari dunia
Bahkan Allah melarang kita untuk membebani diri kita dengan beban yang berat
Sehingga kita tidak mampu memikulnya
Walaupun itu ibadah
Ketauhillah.....
Ibadah itu bukan bentuk lahirnya
Banyak perkara dunia yang berubah menjadi amal dunia karena niat
Banyak perkara yang kadang menurut kita tidak ada nilainya tetapi
Disisi Allah sangat berharga
Engkau makan,minum, tidur, cari nafkah, menikah
Tetapi di niati untuk menguatkan ibadah
Itulah arti Wama kholaqtul jinna wal insa illa liyakbudun
Dan engkau dapat istiqomah sholat, puasa, dzikir
Dengan bantuan makan, minum dan menikah
Itulah artiWa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yaqin
Jikaengkau sholat, puasa tetapi tidak makan dan minum
Pasti engkau akan mati
bukankah ini bunuh diri dan jelas tidak ibadah ?
Engkau hanya sholat, puasa dan dzikir tetapi tidak menikah
Sehingga suatu ketika terjerumus zina, apakah arti semua ibadahmu ?
Ingatlah Allah pencipta manusia dengan ukuran dan aturan
Janganlah engkau mempertahankan kebodohanmu
Janganlah engkau hancur hanya karena pemahamanmu yang salah
Dan ingatlah pesan Allah Alladzina yastami'unal qoula
Fayattabi'una ahsanah.....

Orang-orang yang mendengarkan pendapat
Kemudian mengikuti pendapat yang paling bagus
Merekalah yang diberi petunjuk Allah
Dan merekalah orang-orang yang beruntung.....

7/30/2011

Dawai Sang Sufi II

Assalamualaikum .. ^_^

browshing di net nemu puisi islami  keren.. :Db

lumayanlaaah .. ^o^a
selamaat m'baca yoook... XD




 
Bayang-bayang Nabi
(Oleh Kang Jaz)


Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan para pemimpin ?
"Membela yang lemah dan membantu yang miskin" jawab Nabi.

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan ulama ?
Memberi contoh yang baik dan mendukung pemimpin
YAng membela orang - arang lemah" jawabnya

Ya Rasulullah ... apa yang harus dilakukan orang-orang lemah dan miskin ?
"Bersabarlah, dan tetplah bersabar
Jangan kau lihat pemimpinmu yang suka harta
Jangan kau ikuti ulamamu yang mendekati mereka
Jangan kau temani orang-orang yang menjilat mereka
Jangan kau lepaskan pandanganmu dari para pemimpin dan ulama yang hidupnya juhud dari harta"

Ya RAsulullah... Pemimpin seperti itu sudah tidak ada
Ulama seperti itu sudah menghilang entah kemana
Yang tersisa adalah pemimpin serakah
Yang tertinggal adalah ulama-ulama yang tama'
Banyak rakyat yang mengikuti keserakahan mereka
Ummat banyak yang meneladani ketamakan mereka !
Apa yang harus aku lakukan, Ya... RAsulullah !
Siapa yang harus aku angkat jadi pemimpin ?
Siapa yang harus aku ikuti fatwa-fatwanya ?
Siapa yang harus aku jadikan teman setia ?

"Wahai ummatku...
Tinggalkan mereka semua
Dunia tidak akan bertambah baik sebab mereka
Bertemanlah dengan anak dan istrimu saja
Karena Allah menganjurkan, "Wa 'asiruhunna bil ma'ruf"
Ikutilah fatwa hatimu
Karena hadits mengatakan, "Istafti qalbaka, wa in aftaukan nas waftauka waftauka"
Dan angkatlah dirimu menjadi pemimpin
Bukankah, "Kullulkum Ra'in, ea kullukum masulun 'an ra'iyyatihi ?"



Wajahmu
(Kitab Cinta Rumi)




Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya

Kau pelanai kudamu

Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit

Pernahkah kukecewakan dirimu ?
Mungkin kau tengah marah
Tetapi ingatlah malam-malam
yang penuh percakapan,
karya-karya bagus,
melati-melati kuning di pinggir laut

Krinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
Syam-i Tabriz,
Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama

Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
tapi tiada semacam ini

Sang inti penuntun pada cinta
Jiwa membantu sumber ilham

Pegang erat sakit istimewamu ini
Ia juga bisa membawamu pada Tuhan

Tugasku adalah membawa cinta ini
sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,
untuk pergi kemanapun kaumelangkah
dan menatap lumpur-lumpur
yang terinjak olehmu

muram cahaya mentari,
pucat dingding ini

Cinta menjauh
Cahayanya berubah

Ternyata ku perlu keanggunan
lebih dari yang kupikirkan 





Keindahan Fantasi Cinta
(Al Muktashim)



Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih

Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira...
Jiwa pun lega...

Ya Allah...
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak...
Jiwa0jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Oooh...
Indahnya fantasi cinta



Keagungan Ilahi
(Al Muktashim)



Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,

Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa





www.shared.com

7/29/2011

Osh !


Oh My Blog~ d^_^b

udah hampir tiga minggu nih ga nulis ... ~

ckc..ckckckkc... -__-b
sebenarnya banyak yg mo ditulis.. tapi~~~~~~~~~ ya begitulaah.
dalam beberapa minggu ini banyak kejadian yang g terlupakan..
Oya,, pada tahukan ayat Al qur'an tentang

" tidak dikatakan beriman seorang hamba kalau dia belum di kasi cobaan sama Allah,,

nah... itulah yang terjadi denganku sekarang . agaknya Dia tahu ..
dua bulan ini merupakan bulan duka bagi ku...
begitu banyak kejadian yg bikin keningku berkerut.. hatiku membatu.. otakku buntu.. seakan dunia ini sempit ..
tapi... hei.. tahukah anda..

jika Allah menguji anda berarti Allah mencintai Anda.. Dia ingin tahu seberapa besar cintamu padaNya ..
jika kau menghadapinya dengan ikhlas dan lapang dada.. serta sabaar niscaya secawan madu Ia serahkan untukmu..
bukaan secawan... tapi surga beserta isinya...

subhanalLah~ T_T


dan Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu mengubah dirinya sendiri..

Ibaratnya atau semisalnya.... ->

jika sekarang kau bermaksiat..
tapi kau menyesal dan bertobat pada Allah..
serta benci jika kembali pada perbuatan maksiatmu ,.
niscaya Allah mengampuni...
amin,

subhanalLah~




begitu juga dengan ku...

aku selalu ingin bertekad menjadi lebih baik dihari ini daripada hari kemarin..
tapi apa yang terjadi ? kadang malah sebaliknya..
aku malah menghancurkannya .. gagal total..~
aku justru tak berubah sama sekali.. mungkin bisa dibilang makin buruk dari yang kemarin..

sebenarnya~ aku sendiri belum tahu dan belum mengerti siapa diriku.. aku belum mengenal diriku sendiri.. tapi aku selalu berusaha untuk memahaminya..
semoga setelah ini... banyak hal yang akan berubah dan ingin ku ubah..

seperti halnya aku ingin " Merubah Dunia " XD *ini g bercandakan..? -__-a


Osh ! Subashi ! Ganbatte ! Semangat.. ! :Db

7/16/2011

Bahagia Menyambut Ramadhan ~

 
Nama atau kata adalah identik dengan sebuah makna. Makna itu bisa dalam atau dangkal, luas atau sempit, tajam atau polesan, tergantung dari kedalaman, keluasan, atau ketajaman seseorang dalam mempersepsikan nama tersebut. Kata “Fahmu” (Paham), “Sabr” (sabar), “Ikhlas” bagi seorang ulama bernama Yusuf Al Qardawi adalah kata-kata yang syarat makna sehingga dari masing-masing kata itu lahir sebuah buku dengan bahasan yang sangat mendalam. Namun bagi seorang awam, betapa banyak kita jumpai ia salah mempersepsikan makna dari kata-kata tersebut. Dan pada akhirnya, persepsinya yang dangkal hanya melahirkan tindakan-tindakan kehidupan yang juga dangkal dan kurang bermakna. Disinilah kita melihat relevansi “amal” dengan “pemahaman” yang dimiliki seseorang.

Mereka yang memiliki pemahaman yang benar, akan beramal dengan benar. Sebaliknya, mereka yang memiliki pemahaman yang dangkal, akan beramal secara dangkal pula. Tidak memiliki makna terindah bagi dirinya.

***

Allah SWT memiliki 99 nama yang baik. Dari nama-nama itu, kita bisa mengenal Allah dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Ar Rahman menunjukkan bahwa Allah Maha Pengasih, Ar Rahim menunjukkan bahwa Allah Maha Penyayang, Al Malik Menunjukkan bahwa Allah Maha Merajai, Al Quddus menunjukkan bahwa Allah Maha Suci, dan lain-lain. Semua makna yang terkandung dari Asma Al Husna adalah makna-makna yang agung dan secara keseluruhan sifat-sifat Allah SWT tergambar dari nama-nama itu. Sebagai hamba, kita diperintah untuk memiliki sifat-sifat yang baik dengan mengacu dari sifat-sifat Allah tersebut sesuai dengan batas kemampuan seorang manusia. Sejauh mana sang hamba bisa mengejawantahan sifat-sifat mulia itu dalam kehidupan, kembali lagi, tergantung dari pemahaman sang hamba akan sifat-sifat itu.

Oleh karenanya saya memahami bahwa “barang siapa yang mampu menghafal 99 nama baik Allah itu, maka ia akan masuk surga”, tentu berkolerasi dengan pemahaman dan amal sholeh yang ia produksi dalam kehidupan. “Menghafal” berarti telah terbenamnya kesadaran makna indah itu dalam hati sang hamba dan telah mampu membangkitkan amal-amal kebaikan yang mengacu pada kemuliaan nama-nama itu.

Rasulullah Saw juga memiliki julukan atau nama-nama. Al Amin adalah nama julukan yang beliau sandang sejak sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, karena beliau terkenal sebagai orang terpercaya di kalangan orang Quraisy. Beliau juga dikenal sebagai Al Quran berjalan, karena seluruh perilaku hidupnya mencerminkan nilai-nilai Al Qur’an Al Karim. Memahami nama julukan beliau tentu dimaksudkan agar kita mampu meneladani akhlak-akhlak agung beliau.

***

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Dalam rangka lebih mengenal esensi dari bulan Ramadhan yang akan segera dihadapi, pada pengajian rutin bapak-bapak pekan lalu, kami mencoba menggali makna yang terkandung dari nama-nama julukan yang sering disematkan bagi bulan Ramadhan. Diharapkan dengan memahami makna-makna itu, maka kesadaran akan datangnya bulan yang agung itu kian meresap dan menggumpal dalam jiwa sehingga menimbulkan kerinduan dan kebahagiaan dalam menyambutnya.

Ramadhan adalah bulan pendidikan (Syahru At Tarbiyah), karena pada bulan ini orang-orang beriman dididik untuk berlaku disiplin dengan aturan-aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Secara fisik, Allah mendidik untuk disiplin dalam mengatur pola makan. Secara psikis, Allah mendidik untuk berlaku sabar, jujur, menahan amarah, empati dan berbagi kepada orang lain, dan sifat-sifat luhur lainnya. Dan secara fikri, Allah mendidik agar orang-orang beriman senantiasa bertafakkur dan mengambil pelajaran-pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya.

Ramadhan adalah bulan perjuangan (Syahru Al Jihad), karena untuk sukses menjalani Ramadhan dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan. Allah hendak mengajarkan bahwa untuk sukses dalam kehidupan pun dibutuhkan perjuangan, yaitu mengendalikan hawa nafsu agar tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

Ramadhan adalah bulan Qur’an (Syahru Al Qur’an), karena Al Qur’an pertama kali diturunkan pada Ramadhan. Sepatutnyalah pada bulan ini, interaksi kaum muslimin dengan Al Quran menjadi sangat intens sebagaimana dicontohkan oleh generasi salaf yang mencurahkan waktu demikian banyak pada bulan Ramadhan untuk berinteraksi dengan Al Quran, baik dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkan kandungan-kandungan isinya.

Ramadhan adalah bulan persaudaraan (Syahru Al Ukhuwwah). Pada bulan ini Allah mendidik kaum muslimin untuk lebih mencintai dan peduli terhadap saudara-saudaranya. Rasulullah Saw mengajarkan dengan ringan bersedekah di bulan ini, memberi makanan bagi orang yang berpuasa, menunaikan zakat, dan membuang dengki dan sifat-sifat buruk terhadap saudaranya.

Ramadhan adalah bulan ibadah (Syahru Al ‘Ibadah). Dalam bulan ini Allah membuka peluang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah (mahdhoh) sebanyak-banyaknya, karena pada bulan ini pahala ibadah dibalas dengan berlipat ganda. Allah SWT mendidik kaum muslimin untuk merealisasikan misi hidup dengan senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Target keimanan yang diharapkan adalah hamba-hamba yang selalu mengorientasikan hidup untuk beribadah, sebagaimana firman Allah: Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Al An’aam 6:162-163).

Masih ada beberapa nama yang disematkan untuk Ramadhan. Bulan Jama’ah, bulan dakwah, bulan diturunkan Lailatul Qadar, bulan mulia, bulan suci, bulan penuh berkah, dan lain-lain. Nama-nama itu mencerminkan makna, esensi dan juga kebaikan yang teramat banyak. Bagaimana kita harus beramal di dalam bulan Ramadhan, kita bisa mengambil spirit dari nama-nama itu.

Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan memasukkan sang hamba ke dalam surga-Nya. Bagaimana bisa? karena gembira menyambut ramadhan adalah cerminan iman. Semakin bahagia dan rindu seorang hamba kepada Ramadhan, semakin dalam keimanan yang dimiliki seseorang. Tentu pemahaman ini bukan untuk menghakimi dan mengukur keimanan orang lain, tetapi untuk menghakimi dan mengukur keimanan di dalam diri sendiri.

Semoga kita bisa disampaikan ke bulan Ramadhan. Dan semoga kita bisa mengoptimalkan bulan Ramadhan untuk taqarrub ilallah, membersihkan hati, dan memperkuat simpul-simpul jamaah.

”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani).

Wallahua’lam bishshawaab



(www.eramuslim.com/oase-iman)
 

~a thousand dreams.~ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea