"Ujian akan terus menghampiri orang mukmin dan mukminah pada diri, anak dan hartanya hingga ia menjumpai Allah dan tidak ada kesalahan yg harus ia tanggung." (HR. Ahmad, At Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi, Abu Ya'la, dan Al Bukhari)
Hadis ini menjelaskan bahwa ujian akan terus menghampiri seorang mukmin selama ia masih bernapas. Bahkan hidup dan mati itu sendiri merupakan ujian utk mengetahui siapa hamba yg paling baik amalnya.
Kebanyakan orang menilai ujian dan cobaan sebagai keburukan atau musibah. Ternyata dari hadis ini kita sadar, bahwa semuanya merupakan ujian utk menguji: apakah kita bisa bersabar saat menghadapi musibah dan bersyukur saat mendapat kenikmatan dan kebaikan; apakah kita tetap istiqamah di jalanNYA dalam dua keadaan itu.
Musibah atau keburukan merupakan ujian: apakah kita bersabar menghadapinya dan ridha menerimanya, ataukah kita merasa tidak terima.
Kenikmatan dan kesenangan (kebahagian) duniawi, juga merupakan ujian: apakah dg hal itu kita bersyukur ataukah justru terlena dibuatnya hingga kita menanggalkan keistiqamahan kita serta terjebak dalam ujian itu.
Ingat! Setiap ujian itu hasilnya: lulus atau gagal.
Oleh karena itu beruntunglah kita, jika kita memang mengaku sebagai seorang mukmin. Rasulullah saw. bersabda,
"Menakjubkan perkara seorang mukmin itu, karena sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan. Hal itu tidak menjadi milik seorang pun kecuali orang mukmin. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur. Itulah kebaikan baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar. Itu pun merupakan kebaikan baginya." (HR. Ahmad, Muslim, Ibnu Hibban, dan Al Baihaqi)
Jadi, jika Anda menginginkan utk TIDAK MENDAPAT UJIAN, maka sia-sialah Anda. Sebab, semua adalah ujian.
Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi kita (orang2 mukmin), ketika mendapatkan ujian, baik berupa kenikmatan atau keburukan selain: BERSYUKUR dan BERSABAR.
Alhamdulillah.. Selamat menempuh ujian, semoga kita lulus dg predikat, TAKWA.. Insya Allah..
Amin..
copas : Ustad Agus Trisa
inspirasi judul : Mr. Petirman
