Di
dunia ini, tempat yang paling kaya adalah kuburan. Dari sana sejenak orang akan merasakan ketukan
hati yang berpesan ’suatu saat aku juga akan
mengalami seperti mereka..’. Bagi mereka yang mau berubah, maka ia akan mempersiapkan bekal untuk
kehidupan setelah dunia. Kalau anda sekarang sudah memiliki ’teman
hidup’, apakah anda juga sudah memiliki ’teman mati’?
Ada
tiga ’teman mati’ (baca: perkara/amalan) yang setia dan tidak akan terputus pahalanya
walau kita sudah meninggal; ilmu yang bermanfaat, amal
jariyah di jalan ALLAH, doa anak yang sholeh. Yang pertama dan yang kedua adalah
mutlak dilakukan oleh subjek semasa
hidupnya. Sedangkan yang ketiga adalah ’orang lain’ yang terus berkarya, yang merekam didikan kasih sayang di masa
kecilnya, yang juga rentan dan
terombang-ambing oleh badai perubahan. Paling
tidak bagi yang belum menikah, perkara
yang ketiga tersebut belumlah berlaku. Jadi wujud usaha yang bisa dilakukan adalah
poin pertama dan kedua.
Salah
satu cara yang dianjurkan untuk memotret masa depan kita sebelum mati; Jika
suatu hari Anda datang pada upacara
pemakaman, dan Anda menyaksikan tubuh
yang dimakamkan itu adalah diri Anda. Ada ayah, ibu dan keluarga anda, tetangga
dekat, dan tak lupa teman-teman. Anda
menyaksikan salah seorang keluarga Anda membuka pidato kematian, semua orang termasuk Anda hanya berhak
mendengarkan.
Nah,
kira-kira untain kalimat seperti apa yang ingin Anda dengar? Komentar apa yang ingin Anda dengar dari
tetangga sebelah tentang Anda setelah mereka pulang dari makam? Setelah satu minggu berlangsung, apa
yang dibicarakan orang lain tentang Anda? Setelah sebulan, setahun dan
seterusnya, apa yang dikenang oleh banyak orang tentang Anda?
Hakikat
pertanyaan tesebut bukanlah pujian ataupun gosip tentang Anda, melainkan kenyataan, fakta, dan prestasi yang
telah Anda ukir hingga saat ini.
Sungguh
kuburan adalah tempat yang kaya untuk memotret masa depan kita, merencanakan dan merealisasikannya tahap demi
tahap. Kematian memang akan senantiasa
dirahasiakan, dan di situlah letak pentingnya. Tak tahu bagaimana dan kapan. Hingga
seharusnya membuat kita selalu khawatir jika saat ajal menjemput, sementara
kondisi iman kita dalam kondisi terpuruk.
Kematian
yang akan tetap menjadi misteri. Tak satupun yang berani menjamin,
bahwa seorang aktivis dakwah akan mendapatkan
anugerah meninggal dalam keadaan yang baik (khusnul khotimah). Untuk itulah
tiap hari kita tak berhenti berharap, tunjukilah
kami jalan lurus, yaitu jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat; bukan
jalan mereka yang sesat. Sembari berusaha menghindar dari segala dosa masa lalu, bertaubat sungguh-sungguh, dan terus
mengusahakan kebaikan yang kita mampu
untuk melakukannya.
Saudaraku,
mari mulai sekarang
kita tuliskan ’pidato kematian’ yang
kelak akan dibacakan saat kita meninggal dunia, mari perlahan perbaiki diri, susun
prestasi-prestasi amal yang kita mampu, mari perbaiki kualitas diri dan seru
sesama kita untuk mendekatkan diri
kepada Islam dan kepada ALLAH SWT.
Yang
menunggu antrian,
f_495:
Pawon: Sejak pagi tadi aku gali
kuburan orang yang mencurahkan
kasih sayangnya kepadaku. Tidak tahu pasti kapan sakitnya, sejak 2 tahun lalu
aku baru mengetahui kalau wanita yang
mulia ini harus cuci darah tiap hari Kamis setiap pekannya. Insya’ALLAH
sholatnya tidak terputus walau sebagian besar hari senjanya ia lalui di tempat
duduk dan di tempat tidur. Beliau masih sempat memasakkanku ’dendeng’ tiap 2
pekan yang jadi rebutan anak-anak dikosan.
Selepas maghrib biasanya terdengar lantunan ayat-ayat ALLAH dari mulut lemah
wanita mulia itu. Di usia senjanya beliau harus ’berjihad’ melawan rasa sakit
yang telah merusak ginjalnya. Hari ini kupeluk erat tubuhnya yang kaku terbungkus kaffan, kumasukkan ke
dalam liang lahat yang terlambat dipersiapkan. Hari ini Bunda Yusniati
menghadap ALLAH Sang Pemilik seluruh ciptaan.