9/11/2011

Umat_Terakhir [ Rindu Rasul ]


Dini hari di Madinah al-Munawarah




Kusaksikan para sahabat berkumpul di masjidmu



Angin sahara membekukan kulitku





Gigiku gemeretak






Kakiku berguncang






Tiba-tiba pintu hujrah-mu terbuka




Engkau datang, ya Rasul Allah






Kupandang dikau :
























Kudengar salam bersahut-sahutan





Kau tersenyum, ya Rasul Allah, wajahmu bersinar




Angin sahara berubah menjadi hangat




Cahayamu menyelusup seluruh daging dan darahku




Dini hari Madinah berubah menjadi siang yang cerah




Kudengar engkau berkata:





Adakah air pada kalian ?







Kutengok cepat ghribah-ku





Para sahabat sibuk memperlihatkan kantong kosong


Tidak ada setetespun air, ya Rasul Allah



Kusesali diriku, mengapa tak kucari air sebelum tiba di masjidmu

Duhai bahagianya, jika kubasahi wajah dan tanganmu


Dengan percikan-percikan air dari gharibah-ku




Kudengar suaramu lirih






Bawakan wadah yang basah






Aku ingin meloncat mempersembahkan gharibah-ku



Tapi ratusan sahabat berdesakan mendekatimu




Kau ambil gharibah kosong





Kau celupkan jari-jarimu






Subhanallah, kulihat air mengalir dari sela-sela jari-jarimu

Kami berdecak, berebut berwudhu dari pancuran sucimu




Betapa sejuk air itu, ya Rasul Allah




Betapa harum air itu, ya Nabi Allah




Betapa lezat air itu, ya Habib Allah





Kulihat Ibnu Mas'ud mereguk sepuas-puasnya




Qad qamatish shalah..






Qad qamatish shalah..







Duhai bahagianya shalat di belakangmu




Ayat-ayat suci mengalir dari suaramu




Melimpah mamasuki jantung dan pembuluh darahku



Usai salat kau pandangi kami





Masih dengan senyum yang sejuk itu





Cahayamu, ya Rasul Allah, tak mungkin kulupakan



Ingin kubenamkan setetes diriku dalam samudra dirimu


Ingin kujatuhkan sebutir debuku dalam sahara tak terhinggamu


Kudengar kau berkata lirih





Ayyul khalqi a'jabu ilaikum imanan ?




Siapa makhluk yang imannya paling mempesona ?




Malaikat, ya Rasul Allah,





Bagaimana malaikat tak beriman,





bukankan mereka berada di samping Tuhan,




Para nabi, ya Rasul Allah,





Bagaimana nabi tak beriman,





bukankan kepada mereka turun wahyu Tuhan?




Kami, para sahabatmu






Bagaimana kalian tidak beriman, bukankah aku ditengah-tengah kalian,
telah kalian saksikan apa yang kalian saksikan




Kalau begitu, siapakah mereka ya Rasul Allah?




Langit Madinah bening, Bumi Madinah hening, kami termangu

Siapa gerangan mereka yang imannya paling mempesona ?


Kutahan napasku, kuhentikan detak jantungku, kudengar sabdamu ....



Yang paling menakjubkan imannya adalah mereka yang datang sesudahku,

beriman kepadaku....
padahal tidak pernah melihatku dan berjumpa denganku....

yang paling mempesona imannya adalah mereka yang tiba setelah aku
tiada yang membenarkanku & tanpa pernah melihatku ....





Bukankah kami ini saudaramu juga, Ya Rasul Allah ?



Kalian sahabat-sahabatku ...






Saudaraku adalah mereka yang tidak pernah berjumpa denganku


Mereka beriman pada yang ghaib, mendirikan shalat,


Menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka


Kami terpaku ....







Langit Madinah bening, Bumi Madinah hening ....

Kami termangu, Bumi Madinah hening ....







Kudengar lagi engkau berkata :






Alangkah bahagianya jika aku memenuhi mereka ...





Suaramu parau, butir-butir air matamu tergenang...




kau rindukan mereka, ya Rasul Allah ....




kau dambakan pertemuan dengan mereka, ya Nabi Allah .....



Sementara kami yg engkau maksud ....justru mencampak-kan mu ya rosul ....
Maafkan kami semua ya Rosul ....Ampuni kami ya Alloh .....( echost ) .













by : Kang Jalaludin Rakhmat













Wassalam














 

~a thousand dreams.~ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea