Menjadi ‘Super Star’ di Surga? Semua orang pasti mau? Untuk itulah
dilakukan audisi. Audisi ini beda dengan audisi-audisi yang lain. Sejak
Nabi Adam `alaihi salam diciptakan dan dikeluarkan dari Surga bersama
Hawa, istrinya, audisi ini telah dimulai. Sudah milyaran peserta yang
kini tinggal menunggu hasil pengumumannya, masih banyak pula yang
sementara mengikuti audisi ini. Yang namanya audisi tentu semua
pesertanya ingin menang minimal sangat berharap untuk masuk dalam
peringkat besar, bahkan kalau bisa masuk dalam kategori pemenang
tanpa dihitung skornya (dihisab). Suatu kabar baik, audisi ini tidak
membatasi jumlah pemenangnya. Siapapun yang mau dan bersedia
mengikuti segala peraturan yang dibuat dan ditetapkan ‘Penyelenggara’
audisi maka ia akan termasuk pemenangnya.
Semua peserta akan diuji ketabahan dan kesabaran mereka dalam
menjalankan semua perintah dan menghindari hal-hal yang dilarang
oleh ’Penyelenggara’ audisi. Sebagai bekal peserta diberi akal dan
petunjuk berupa Al Qur`an dan As Sunnah, selama peserta melakukan
sesuai petunjuk tersebut maka peserta dijamin tidak tersesat. Sebagai
tantangan peserta diberi nafsu dan teman yang senantiasa menggoda
(iblis). Tantangan lainnya, adalah berupa larangan-larangan yang tidak
boleh dikerjakan oleh peserta.
Layaknya audisi lainnya, semua peserta audisi pasti memiliki idola.
Mereka akan berusaha menjadi seperti idolanya, Maradona? Elvis
Prestley? Atau manusia paling mulia yang pernah ada di bumi ini yaitu
Muhammad .
Dalam audisi ini dijamin tidak ada ‘main mata’ di dalamnya, semua
peserta pasti akan mendapat imbalan yang sesuai dengan skor yang ia
dapatkan tanpa dikurangi atau dilebihkan. Semua tingkah laku peserta
akan dicatat oleh petugas (Malaikat), tanpa ada satupun yang
terlewatkan.
Audisi ini tidak menyediakan polling lewat sms, telepon atau lainnya,
sehingga baik yang kaya maupun yang miskin berpeluang untuk
menjadi pemenangnya. Dalam audisi ini juga tidak ada pengistimewaan
berdasarkan jabatan, pangkat, golongan, status, dan lain-lain. Semua
dianggap sama, yang membedakan hanyalah tingkat keyakinan dan
takutnya terhadap ‘Peng-audisi’. Benar-benar audisi yang sangat adil.
Satu lagi yang membedakan dengan audisi lainnya adalah peserta audisi
ini diterima secara otomatis tanpa proses pendaftaran, dan peserta
tidak usah capek-capek mengantri untuk mendaftar serta tidak bisa
mengundurkan diri. Peserta akan mulai di audisi ketika sudah mencapai
baligh dan berakal sehat. Audisi dilakukan tidak dengan satu persatu
peserta tapi, semua peserta audisi di audisi secara serempak. Masa
akhir audisi ditandai dengan dipanggilnya peserta untuk menghadap
‘Penyelenggara’ audisi untuk mempertanggung jawabkan segala tingkah
laku, perkataan, perbuatannya saat audisi.
Audisi akan ditutup ketika lampu (matahari) terbit dari barat dan
panggung audisi (bumi) dihancurkan beserta hiasan-hiasannya
dihamburkan. Kemudian seluruh peserta audisi mulai dari peserta
pertama sampai peserta terakhir akan dibangunkan dari peraduannya.
Semua peserta audisi akan dikumpulkan dalam suatu lapangan yang
sangat luas (Padang Masyhar), menanti hasil pengumuman dengan hati
yang berdebar-debar. Buku-buku laporan akan diberikan pada setiap
peserta. Skor akan ditimbang dengan sangat teliti tanpa ada
pembulatan.
Hingga saat ini audisi masih terus berlangsung. Saat menulis ini, saat
menempelnya, saat anda membaca tulisan ini, ingat kita sedang di
audisi. Mari tampil dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan apa yang
telah diperintahkan “Peng-audisi”, supaya kita menjadi salah satu ‘Super
Star’ di Surga.