Aku maksudkan dengan ukhuwwah ialah: “Hati dan jiwa ditautkan dengan ‘aqidah.” Aqidah adalah ikatan yang paling kuat dan paling berharga. Ukhuwwah adalah saudara bagi iman. Perpecahan adalah saudara bagi kekufuran. Kekuatan yang paling ampuh ialah kekuatan kesatuan. Tiada kesatuan tanpa kasih sayang. Kasih sayang yang paling rendah ialah kesejahteraan hati (terhadap saudara seIslam) dan yang paling tinggi ialah ithar (mengutamakan orang lain dari diri sendiri). ALlah s.w.t berfirman yang bermaksud: “Dan sesiapa yang diperlihara oleh ALlah daripada kebakhilan dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(As syahid Hasan Al Banna, Risalah Ta`lim)
Teringat pada saudara-saudara (yang saya cintai karena Allah) yang begitu tulus menolong keluarga saya dalam keadaan krisis finansial di negeri sakura. saat itu tahun ke-4 saya tinggal disana, keuangan sedang krisis. waktu itu adalah tahun dimana suami saya seharusnya menyelesaikan program doktornya.
Tetapi karena memang belum selesai, maka sesuai kesepakatan maka tahun itu dan seterusnya tdak ada beasiswa. Karena suami tidak diijinkan untuk bekerja diluar kampus, maka saya berinisiatif mencari arubaito/part time job untuk kehidupan sehari-hari, yang selama ini bertumpu pada tabungan, manstab banget…makan tabungan banget , makin lama tabungan makin tipis, Alhamdulillah akhirnya saya dapat pekerjaan di sebuah restoran, tapi itu juga tidak bertahan lama, karena saya jatuh dari sepeda dan tangan bengkak. (terimakasih untuk bu Ika yang telah menunggu anak-anak ketika saya sedang di rumah sakit).
Selama tangan masih sakit saya tidak bisa bekerja, Alhamdulillah anak-anak sudah masuk di hoikuen. jadi setiap hari saya titipkan ke sekolah hoikuen. Suatu saat saya dikejutkan ada kiriman daging-dagingan (lebih dari 5 kg) dari toko halal milik teman saya (bu Inna marsudi), saya tidak pesan apa-apa ke beliau, tapi kirimannya benar ke alamat saya.
Akhirnya saya cek dengan menelponnya. ternyata apa jawabannya…itu untuk bu Arien dan keluarga, karena saya tidak dapat menengok ke sana (bu inna rumahnya di saitama, 2 jam perjalanan ke rumah saya)..” subhanallahu..saya hampir menangis terharu saat itu…memang saat itu dirumah sedang tidak ada apa-apa, padahal akan ada pengajian dirumah. Alhamdulillah dengan kiriman itu, saya bisa memasak untuk tamu yang akan datang malam itu…(jazakillah khair Bu Inna Mars…semoga Allah memberikan rejeki yang lebih baik dari yang bu inna berikan kepada saya dan saya pun demikian.. amiiin).
Begitu juga dengan teman2 ummahat (ibu-ibu) yang sangat saya kenal kebaikannya, mereka mengumpulkan munashoroh untuk saya (padahal saya tidak memintanya), sungguh saya malu…karena tangan saya saat itu dibawah..tapi di dalam lubuk hati yang paling dalam, saya mendoakan mereka dan berdoa untuk saya semoga saya bisa membalas kebaikan mereka dengan amal yang lebih baik dari amal mereka perbuat saat itu kepada saya..sehingga mereka mendapatkan pahala dari kebaikan yang saya buat…sungguh mereka adalah ibu-ibu, sahabat-sahabat saya yang menjadi inspirasi saya..semangat saya…(ukhibukillakum…ya ukhtifillah…)
Ternyata mereka adalah orang-orang yang memahami ukhuwwah yang tidak sekedar basa-basi, mereka adalah motor bagi ukhuwwah ini. Ruh bagi ukhuwwah yang manis…mereka memahami ukhuwwah dengan sebenar-benarnya ukhuwwah.
Seorang guru saya tercinta menyampaikan dalam taujihnya, ketika kita empati kepada kesulitan saudara kita, langsung aja. Tidak perlu hanya dengan menghibur “sabar yah”, “semoga Allah memberikan kekuatan”, “Allah bersama orang-orang yang bersabar”. Karena mereka yang sedang kesulitan atau ditimpa musibah adalah orang-orang yang tahan kepada cobaan, mental baja. Airmata merekapun sudah kering dicurahkannya kepada Allah yang Maha Kuasa.
Tapi ukhuwwah butuh action, butuh aksi konkrit. Ketika saudara kita membutuhkan pertolongan bahan makanan, beras, laukpauk, biaya sekolah anak, menemani putra-putrinya barang sejenak karena orangtua sedang dalam urusan penting, Menjaga rumahnya dari aksi orang-orang yang tidak bertanggungjawab adalah hal yang bisa kita lakukan. Disamping itu do`a kan saudara kita, karena do`a untuk saudaranya sementara dia tidak mengetahuinya sangat mustajab disisi Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Empat orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang yang mendo’akan saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan seorang yang mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)”
by : Adi Asmari